go green

Sabtu, 02 November 2013

MODUL BAHASA INDONESIA 1 (1)

MODUL BAHASA INDONESIA 1
FAKULTAS SASTRA INDONESIA








Di Susun Oleh
NINING KASNI M.Pd


UNIVERISTAS PAMULANG
Jalan Surya Kencana No.1 Pamulang Barat Tangerang Selatan

KATA PENGANTAR

            Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Modul Bahasa Indonesia I untuk mahasiswa/i Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Pamulang ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
            Modul Bahasa Indonesia I ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia I yang merupakan mata kuliah wajib di Fakultas Sastra pada Jurusan Sastra Indonesia Universitas Pamulang. Modul Bahasa Indonesia I ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam mempelajari dan memahami dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan mata kuliahBahasa Indonesia I dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas.
            Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Bahasa Indonesia I ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Modul Bahasa Indonesia I ini dimasa yang akan datang.
            Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Jakarta, Mei 2013

            Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I                         SEJARAH BAHASA…………………………………………………………..  3
BAB II                        FUNGSI DAN RAGAM BAHASA……………………………………………  9
BAB III          PENGERTIAN BAHASA……………………………………………………..  20
BAB IV          EYD DAN TANDA BACA……………………………………………………  22
BAB V            DIKSI DAN PILIHAN KATA………………………………………………… 51
BAB VI          KATA DAN KELAS KATA…………………………………………………..  58
BAB VII         PEMBENTUKAN KATA……………………………………………………...  88
BAB VIII       RAGAM KALIMAT …………………………………………………………..  97
BAB IX          KALIMAT EFEKTIF…………………………………………………………. 107
BAB X            PARAGRAF…………………………………………………………………..  116
BAB XI          KERANGKA KARANGAN…………………………………………………. 123
BAB XII         KARYA ILMIAH…………………………………………………………….  133
BAB XIII       PRESENTASI DAN PIDATO………………………………………………..  145





BAB 1
SEJARAH BAHASA

1.      SEJARAH BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi republik Indonesia dan bahasa persatuan Indonesia. Bahasa Indonesia penggunaannya diresmikan satu hari setelah proklamasi Indonesia.Dari sudut pandang linguistic bahasa Indonesia adalah suatu varian dari bahasa Melayu dan terus mengalami perkembangan karena penggunaannya sebagai bahasa kerja. Hingga saat ini bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Bahasa Indonesia dipahami oleh lebih dari 90% penduduk Indonesia, namun bahasa Indonesia tidak menduduki posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas penduduknya. karena sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibunya. Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan –perguruan, surat kabar, media elektronik, perangkat lunak, surat resmi,dan berbagai forum publik lainnya.
Bahasa Indonesia dikembangkan dari salah satu dialek bahasa Melayu yang telah digunakan sebagai lingua franca (perhubungan atau perantara) untuk kepulauan Indonesia selama berabad-abad. Bahasa Melayu merupakan bahasa Austronesia atau Melayu-Polinesia.
Penyebutan pertama istilah “Bahasa Melayu” terjadi pada periode 683-686 M. ditemukan di Palembang dan Bangka. Inskripsi ini ditulis dengan huruf Sansekerta atas perintah Raja Sriwijaya.
Pada masa itu, daerah perdagangan Selat Melaka, yang merupakan pintu antara China dan India, sudah terbentuk sebuah bahasa yang serupa dengan Bahasa Melayu. Kebanyakan perbendaharaan bahasa Melayu ini berhubungan dengan perdagangan dan tatabahasanya serupa dengan “Melayu Pasar”. Dari sinilah kemudian Bahasa Melayu digunakan.
Dari era Melayu Kuno, muncullah era Melayu Klasik. Dokumentasi yang ada tidak dapat menjelaskan dengan terperinci hubungan antara keduanya. Namun yang pasti, bahasa Melayu kuno berasal dari perpaduan kebudayaan Budha serta Melayu klasik, dan akhirnya menjadi bahasa yang digunakan dalam kebudayaan Islam.Seiring dengan perkembangan agama Islam yang bermula dari Aceh pada abad ke-14, bahasa Melayu klasik lebih berkembang dan mendominasi sehingga tahap kenyataan “Masuk Melayu” berarti “masuk agama Islam”.
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan atau perantara). Pada waktu itu, belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya, bahasa daerah masih digunakan (yang jumlahnya bisa mencapai sebanyak 3600).
Bahasa Melayu Riau dijadikan sebagai bahasa persatuan Republik Indonesia dengan beberapa pertimbangan:
v  Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai bahasa lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh nusantara.
v  Bahasa melayu mempunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari, dikembangkan pemakaiannya, mudah menerima pengaruh dari bahasa lain untuk memperkaya dan menyempurnakan fungsinya.
v  Bahasa melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkat bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.
v  Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh dari bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
v  Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah yang lain untuk menerima bahasa melayu sebagai bahasa persatuan.
v  Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian disempurnakan lagi dengan tatabahasa, dan kamus tata bahasa juga diciptakan. Hal ini dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.
2.      AWAL PERESMIAN BAHASA INDONESIA
Bahasa dianggap lahir atau diterima keberadaannya pada saat “Sumpah Pemuda” tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa nasional dan menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. Hal tersebut atas usulan Muhammad Yamin, dalam pidatonya pada kongres Nasional ke-2 di Jakarta.
Secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945.
Empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa    Indonesia,yaitu :
v  Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan, bahasa perdagangan
v  Bahasa melayu sederhana, mudah dipelajari, karena dalam  bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa
v  Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas
v  Suku jawa, suku sunda, dan suku lainnya sukarela menerima bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
Peristiwa-Peristiwa Penting yang Berkaitan dengan Bahasa Indonesia
v  Tahun 1901 bahasa melayu dimuat dalam kitab Logat Melayu oleh CH.A.Van Ophuijsen dan Nawawi Soetan ma’moer serta Moehammad Taib Soetan Ibrahim
v  Tahun 1908 didirikan taman bacaan rakyat dan pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka
v  Tanggal 28 Oktober 1928 Bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa persatuan
v  Tanggal 18 Agustus 1945 ditanda tangani UUD 1945 dan dalam pasal 36 menentapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
v  Tanggal 19 maret 1947 ejaan soewandi mengganti pengganti ejaan Van Ophhuijen
v  Tanggal 16 Agustus 1972 diresmikan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan pada pidato kenegaraan


3.      PERKAMBANGAN BAHASA INDONESIA

a.       Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Masa kolonial
Meskipun bukti-bukti outentik tidak ditemukan, bahasa yang digunakan pada masa kejayaan sriwijaya adalah bahasa Melayu, namun bukti-bukti yang tertulis mengenai pemakaian bahasa Melayu dapat ditemukan pada tahun680 Masehi.antara lain :
v  prasasti kedukan bukit tahun 683 M
v  prasasti Talang Tuo (dekat Palembang tahun 686 M
v  prasasti kota kapur Bangka Barat tahun 686 M
v  prasasti karang brahi (antara Jambi dan sungai Musi) tahun 686 M
v  prasasti inskripsi Gandasuri daerah Kedu 832 M
v  tahun 1356 prasati dengan bahasa berbentuk prosa
v  tahun 1380 di Minye Tujoh Aceh berbentuk batu nisan dengan syair tertua

b.      Perkembangan Bahasa Indonesia di masa kolonial
            Pada abad ke XVI, ketika orang-orang Eropa datang ke Nusantara mereka sudah mendapati Bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan dan perantara dalam kegiatan perdagangan
            Pengakuan orang Belanda Danckaerst pada tahun 1631 yang mendirikan sekolah-sekolah Bumi Putra merasa kesulitan dalam bahasa pengantar. Oleh karena itu Pemerintah Belanda mengeluarkan surat keputusan K.B 1871 No. 104 bahwa pengajaran disekolah-sekolah Bumi Putera menggunakan bahasa daerah
c.        Perkembangan Bahasa Indonesia di masa Pergerakan
            Setelah sumpah pemuda perkembangan bahasa Indonesia tidak Mulus. Pemerintah Belanda menganggap bahwa Bahasa Indonesia yang dijadikan bahasa persatuan akan menjadi ancaman untuk mereka. Oleh sebab itu mereka mendatangkan seorang ahli pendidikan Dr. G.J. Niewenhuis dengan politik bahasa kolonialnya. Pengaruh yang dibawa Niewehuis sangat berpengaruh besar pada pemuda Indonesia. Sehingga pemuda Indonesia berbondong belajar bahasa Belanda.
Namun pada masa pendudukan Jepang perkembangan Bahasa Indonesia sangat pesat. karena Jepang tidak mau ada yang berbau Belanda
d.      Perkembangan Bahasa Indonesia

v  tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan  Komisi untuk bacaan rakyat melalui surat ketetapan Gubernumen tanggal 14 September 1908
v  tahun 1933 terbit majalah Pujangga baru yang diasuh oleh S.Takdir Alisyahbana, Amir hamzah, Armin Pane. Pada Pujangga Baru bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang tidak mendapat batasan seperti angkatan balai pustaka.
v  tahun 1938 dalam rangka 10tahun sumpah pemuda diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia I, dengan memberikan keputusan antara lain :
·         mengganti ejaan Van ophesen
·         Mendirikan institus bahasa Indonesia
·         Menjadikan bahasa Indonesia bahasa pengantar pada perwakilan

v  tahun 1942 – 1945 (masa pendudukan Jepang) Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda yang dianggap sebagai bahasa musuh. Sementara penduduk Indonesia belum bisa bahasa jepang, maka bahasa Indonesia lebih leluasa berkembang.
v  18 Agustus 1945. bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa negara  yang ada dalam UUD 45  Bab XV pasal 36. Bahasa negara adalah bashasa Indonesia
v  19 Maret 1947(SK No 246/Bhg.A/47) Menteri Pendidikan kebudayaan Mr.Soewandi. meresmikan ejaan Republik sebagai penyempurnaan atas ejaan yang sebelumnya, yang kemudian dikenal dengan Ejaan Soewandi.
v  tahun 1948 terbentuk Lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan nama Balai Bahasa.tahun 1968 diubah menjadi Lembaga Bahasa nasional. Tahun 1972 menjadi Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama Pusat bahasa.
v  Berdasarkan Keputusan Presiden  nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan baru yang berlaku mulai 17 agustus 1972 dengan nama Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dan Tap MPR No.2 1972

4.      KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting.
v  Bahasa nasional
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak tanggal 28 Oktober 1928 dalam sumpah pemuda. Bahasa Indonesia kedudukannya sebagai bahasa nasional sekaligus kedudukannya sebagai bahasa persatuan.
Sebagai Bahasa nasional fungsinya sebagai :
Ø  Lambang jati diri (identitas) bangsa
Ø  kebanggaan bangsa
Ø  alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial budaya, serta bahasa daerah berbeda.
Ø  alat penghubung antar budaya dan antar daerah
v  Bahasa Resmi/negara
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni bab XV pasal 36 UUD 45. Fungsinya adalah :
Ø  Bahasa pengantar resmi lembaga pendidikan
Ø  Bahasa resmi hubungan tingkat nasional untuk kepentingan pelaksanaan dan perencanaan pembangunan serta pemerintahan
Ø  bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
v  Hal-hal sebagai penentu bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara apabila ;
Ø   Bahasa tersebut harus dikenal dan dikuasai oleh sebagian besar penduduk Negara.
Ø  Secara geografis, bahasa tersebut lebih menyeluruh penyebarannya
Ø  Bahasa tersebut diterima oleh seluruh penduduk Negara



v  Perbedaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara/Resmi
v  Perbedaan wujud, bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi lebih pada penggunaan lisan dan tulisan secara resmi
Contoh ; pidato kenegaraan, surat dinas
v   Perbedaan proses, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional terbentuk karena didorong oleh rasa persatuan pemuda Indonesia untuk mewujudkan suatu kekuatan yang menunjang terbentuknya persatuan.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara/resmi dilatarbelakangi oleh kondisi bahasa Indonesia yang secara gegrafis menyebar pemakaiannya ke seluruh wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian besar penduduknya.
v  Perbedaan fungsi ; bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah dipakai sebagai alat penghubung antar suku


BAB 2
FUNGSI dan RAGAM BAHASA
1.      FUNGSI BAHASA
Fungsi bahasa menurut Mahmud dan Ramlan adalah : alat komunikasi antar anggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga berfungsi melambangkan pikiran dan gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku sesorang.
Fungsi Bahasa menurut Gorys Keraf ada empat, yaitu :
v  Alat untuk menyatakan ekspresi diri (bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat dalam pikiran dan perasaan)
v  Alat komunikasi (Bahasamemungkinkan adanya kerjasama antar individu)
v  Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial (bahasa merupakan unsur kebudayaan yang memungkinkan untuk mempelajari, memanfaatkan pengalaman, dan belajar dari orang lain)
v  Alat mengadakan kontrol sosial (bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah dalam proses sosialisasi suatu masyarakat)

Fungsi Bahasa menurut Chaer  ada enam, antara lain :
v  Alat komunikasi ekspresi ; menyampaikan, mengekspresikan (perasaan, pikiran, dan kehendak) dan sikap
Contoh : sedih, emosi, kehendak prilaku
v  Alat komunikasi argumentatif; menyampaikan suatu pengetahuan sebagai buah pengetahuan lengkap dengan jalan pikiran yang melatar belakanginya (komukasi ilmiah)
Contoh : hasil karya, penemuan
v  Sifat mempengaruhi fungsi informasi;fungsi untuk menyampaikan pesan atau amanat pada orang lain
Contoh ; berupa surat, tulisan
v  Fungsi eksplorasi ; penggunaan bahasa untuk menjelaskan suatu hal, perkara dan keadaan
Contoh ; bahasa hukum
v  Fungsi persuasi ; penggunaan bahasa yang berfungsi untuk mempengaruhi orang lain malakukan atau tidak melakukan sesuatu secara baik
Contoh ; ajakan pada seseorang
v  Fungsi entertainment ; penggunaan bahasa untuk menghibur, menyenangkan, memuaskan perasaan bathin.
Contoh ; pelawak, pembawa acara
Fungsi bahasa :
v  Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antar anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat.
v  Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan,emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembaca.
v  Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat, melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya.
v  Fungsi kontrol sosial. Bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi :
v  Fungsi instrumental, yakni bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
v  Fungsi regulatoris, yaitu bahasa digunakan untuk mengendalikan prilaku orang lain
v  Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
v  Fungsi personal, yaitu bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
v  Fungsi heuristik, yakni bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
v  Fungsi imajinatif, yakni bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
v  Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan  informasi
Fungsi bahasa Indonesia :
v  Bahasa resmi kenegaraan
v  Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
v  Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan   pelaksanaan pembangunan nasional serta  kepentingan pemerintah
v  Alat pengembangan kebudayaan
Fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa baku :
v  Fungsi Pemersatu, artinya bahasa Indonesia mempersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda
v  Fungsi pemberi kekhasan, artinya bahasa baku memperbedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain
v  Fungsi penambah kewibawaan, penggunaan bahasa baku akan menambah kewibawaan atau prestise.
v  Fungsi sebagai kerangka acuan, mengandung maksud bahwa bahasa baku merupakan kerangka acuan pemakaian bahasa
Kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
v  Lambang kebanggaan nasional
v  Lambang identitas nasional
v  Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial,budaya dan bahasanya
v  Alat penghubung antar budaya, antar daerah
 Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara/ bahasa resmi
v  Bahasa Indonesia diresmikan sejak sumpah pemuda 28 Oktober 1928
v  Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara sejak 18 Agustus 1945 tecantum dalam UUD 1945, Bab XV Pasal 36
Sejak tanggal 25 Februari 1975, bahasa Indonesia berfungsi sebagai ;
v  Bahasa resmi kenegaraan
v  Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan
v  Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional
v  Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern
Fungsi Pokok Bahasa Indonesia menurut Delli hymes
v  Fungsi kognitif ; menunjukkan, menyampaikan, informasi, komunikasi arti (konsep, gagasan, penggunaan) dan konstruksi simbol.
v  Fungsi emotif ; menyatakan dan membangkitkan emosi, perasaan, suasana hati, sensasi, gambaran sikap, nilai purbasangka yang sering mempengaruhi tingkah laku.
v  Fungsi imperative ; memerintah, menasehatkan, mendesak, mewajibkan, mengikat.
v  Fungsi evaluative ; berfungsi untuk menganalisa, menilai manfaatnya
Fungsi Bahasa berdasarkan tujuannya, adalah :
v  Tujuan praktis : mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
v  Tujuan artistic : manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia
v  Sebagai kunci mempelajari pengetahuan lain diluar bahasa
v  Untuk mempelajari naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, kebudayaan, dan perkembangan bahasa

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.
Ragam bahasa dapat didefinisikan sebagai kevariasian bahasa dalam pemakainya sebagai alat komunikasi. Kevariasian bahasa ini terjadi karena beberapa hal, seperti: media yang digunakan, hubungan pembicara, dan topik yang dibicarakan.
2.         MACAM-MACAM RAGAM BAHASA
v    Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
v    Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
v    Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
v    Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
v    Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
v    Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
v    Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.

3.         RAGAM BAHASA BERDASARKAN MEDIA/SARANA
A.        RAGAM BAHASA LISAN DAN TULISAN
Berdasarkan media atau sarana pemakaianya, ragam bahasa dibedakan atas ragam bahasa tulis dan ragam bahasa lisan. Ada yang mengatakan ragam bahasa tulis merupakan ragam bahasa lisan yang divisualkan atau dituliskan. Pendapat tersebut sesungguhnya ada benarnya tetapi tidak banyak salahnya karena tidak semua ragam bahasa lisan dapat dituliskan dan sebaliknya juga. Ada beberapa hal yang menjadi pembeda antara ragam bahasa tulis dan lisan misalnya:
v  ragam lisan memerlukan orang kedua sebagai lawan berbicara sedangkan tulis tidak harus,
v  fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek) tidak selalu dinyatakan dalam ragam lisan karena memang dalam raga ini penggunaan bahasa sudah dibantu dengan situasi/ konteks, mimic pembicara, gerakkan, pandangan dan lain sebagainya, sedangkan dalam ragam tulis hal tersebut tidak ada atau diperlukan fungsi gramatikal yang lebih lengkap agar lawan bicara (pembaca tulisan) dapat memahami informasi yang disampaikan dengan jelas dan benar,
v  ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu, sedangkan ragam tulis tidak terikat, dan
v  ragam lisan dipengaruhi oleh panjang pendek dan tinggi rendah suara sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf capital, huruf miring dll.
Dengan demikian dapat didefinisikan ragam lisan dan ragam tulis sebagai berikut:
1.         Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ragam bahasa lisanmerupakan ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
2.         Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis
RAGAM BAHASA LISAN
RAGAM BAHASA TULIS
Putri bilang kita harus pulang
Putri mengatakan bahwa kita harus pulang
Ayah lagi baca koran
Ayah sedang membaca koran
Saya tinggal di Bogor
Saya bertempat tinggal di Bogor

              Ragam bahasa tulismerupakan ragam bahasa yang pemakaiannya melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur agar dapat dipahami dengan mudah dan benar.  Ragam bahasa tulis memiliki kaidah yang baku dan teratur seperti tata cara penulisan (ejaan), tata bahasa, kosa kata, kalimat dll. Dapat dikatakan ragam bahasa tulis menuntut adanya adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca.
4.      . RAGAM BAHASA BERDASARKAN PENUTUR
Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek). Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai. contoh:
1) Ira mau nulis surat à Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil à Saya akan menceritakan tentang Kancil.
            Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan maupun tulisan.
Bahasa baku dipakai dalam :
v  pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat    dinas memberikan kuliah/pelajaran;
v  pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat;
v  komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang;
v  wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
Segi kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi;
v  tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat, pedomannya adalah buku Tata Bahasa Baku Indonesia;
v  kosa kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);
v  istilah kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah;
v  ejaan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD);
v  lafal baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.

5.      RAGAM BAHASA MENURUT POKOK PERSOALAN ATAU BIDANG
PEMAKAIAN
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran; improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum; pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll. Contoh kalimat yang digunakan dalam undang-undang.
Sanksi Pelanggaran Pasal 44:
Ø  Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas
Ø  Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
1)      Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus jutarupiah).
2)      Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual pada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
B. RAGAM BAKU DAN RAGAM TIDAK BAKU
Ragam baku merupakan ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaanya. Sedangkan ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh cirri-ciri menyimpang dari norma ragam baku.
Ragam bahasa baku memiliki sifat yaitu kemantapan dinamis, cendekia dan seragam. Kemantapan diartikan sebagai kesesuaian dengan kaidah bahasa dan dinamis yaitu tidak kaku atau tidak kaku. Bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi yang lebih sering terlibat di dalamya adalah kaum terpelajar. Dan bersifat seragam karena pada dasarnya pembakuan bahasa merupakan proses penyeragaman bahasa. Agar dapat dipakai dan dimengerti setiap orang pemakainya.
C.        RAGAM BAKU TULIS DAN RAGAM BAKU LISAN
Dengan adanya dua jenis ragam bahasa di atas yaitu ragam lisan dan tulis, dan ragam baku dan tidak baku  muncul sebuah ragam bahasa yang lain yaitu ragam baku tulis dan ragam baku lisan. Kedua ragam ini memiliki konsep yang sama dengan ragam di atas.
Ragam baku tulis merupakan ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah. Ragam baku tulis berpedoman pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, pedoman umum pembentukan istilah, dan KBBI. Sedangkan untuk ragam baku lisan adalah bagaimana menggunakan ragam bahasa baku seperti di atas dalam situasi lisan. Hal yang menentukan baik tidaknya ragam baku lisan seseorang adalah banyak sedikitnya pengaruh dialek atau logat bahasa daerah pembicara. Jika bahasa yang digunakan atau logat yang digunakan masih sangat menunjukan bahasa atau logat bahasa daerah maka dapat dikatakan bahasa baku lisan pembicara tersebut masih kurang baik.

D.        RAGAM SOSIAL DAN RAGAN FUNGSIONAL
Ragam social dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam social membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status social orang yang menjadi lawan bicara. Ragam social ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya kedudukan social yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut “kamu” pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status social yang lebih tinggi atau kepada orang tua.
Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
6.      MACAM-MACAM DAN JENIS KERAGAMAN BAHASA

v  Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
v  Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
v  Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
v  Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
v  Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
v  Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).

Ada istilah tentang ragam bahasa :
v  Idiolek = ciri khas yang dimiliki seseorang yang sulit sekali diubah
v  Dialek = sekelompok orang yang menggunakan logat yang sama karena berasal dari satu daerah yang berdekatan
v  Sosiolek = sekelompok orang yang berlogat sama mendiami satu daerah (bahasa kelompok akademis berbeda dengan bahasa orang jalanan)
v  Ragam bahasa bidang tertentu : istilah hokum, istilah sains, istilah jurnalistik, dan lain-lain.
v  Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan tulisan
v  Ragam bahasa pada situasi seperti bahasa formal dan nonformal
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri. Bahasa isyarat akan dibahas pada artikel lain di situs organisasi.org ini. Selamat membac
7.      MACAM DAN JENIS RAGAM BAHASA

v  Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, jurnalistik, dsb.
v  Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden soeharto, gaya bahasa binyamin s, dsb.
v  Ragam bahasa pada sekelompok anggota masyarakay suatu wilayah seperti dialeg bahasa madura, medan, sunda, dll.
v  Ragam bahasa pada masyarakat suatu golongan seperti ragam bahasa orang akademisi berbeda dengan ragam bahasaorang jalanan.
v  Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
v  Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal dan informal.

Bahasa lisan lebih ekspresif dimana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau atau silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara atau target komunikasi.
Bahasa isyarat atau gestur atau bahasa tubuh adalah salah satu cara berkomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat digunakan permanen oleh penyandang cacat karena mereka mempunyai bahasa sendiri.
Bahasa bisa punah karena kebanyakan bahasa didunia ini tidak statis. Bahasa-bahasa itu berubah seiring waktu, mendapat kata tambahan, dan mencuri kata-kata dari bahasa lain. Bahasa hidup dan berkembang ketika masyarakat menuturkannya sebagai alat komunikasi utama. Ketika tidak ada lagi masyarakat penutur asli suatu bahasa disebut bahasa mati atau punah, meskipun masih ada sedikit penutur asli yang menggunakan tetapi generasi muda tidak lagi menjadi penutur bahasa tersebut.
Banyak situasi yang menyebabkan bahasa punah. Sebuah bahasa punah ketika bahasa itu berubah bentuk menjadi famili bahasa-bahasa lain.Orang indonesia kini boleh jadi tidak mengerti bahasa melayu yang digunakan di indonesia awal abad ke-20. Karena bahasa indonesia saat ini berasal dari bahasa melayu yang telah mengalami infusi kata-kata bahasa asing. Bisa dikatakan bahasa melayu bermetamorfosis dalam bahasa indonesia. Kelak kalau bahasa indonesia makin berkembang dan demikian pula bahasa melayu malaysia kemungkinan bahasa melayu akan punah. Karena pengaruh globali sasi dan IPTEK menyebabkan masyarakat indonesia menganggap bahasa indonesia itu :
Ø  Tidak gaul.
Ø  Terlalu formal.
Rapuhnya bahasa indonesia disebabkan :
Ø  Tergerus arus globalisasi.
Ø  Kemungkinan banyak oran yang tidak menyukai peraturan bahasa indonesia.
Ø  Tidak adanya relasi masyarakat dengan pemerintah tentang pembudidayaan.
Selain bahasa asing, bahasa daerah juga memberi pengaruh pada perkembangan bahasa indonesia. Karena bahasa indonesia mungkin dianggap terlalu formal untuk dipakai sehari-hari. Tidak apa-apa sebenarnya bahasa asing menyerap kedalam bahasa indonesia. Sebagai bahasa yang terbuka, bahasa indonesia harus luwes menerima unsur bahasa lain.
Bahasa indonesia mengenal dua macam serapan yakni :
Ø  Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia.
Ø  Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia.















6.      

1 komentar: