SEJARAH MSDM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika
kita membicarakan penjajahan yang ada diIndonesia, mari kita Flash Back lebih
jauh kebelakang ke zaman kerajaan Majapahit. Guru Besar
Arkeologi Asia Tenggara National University of Singapore John N Miksic
mengatakan, pengaruh Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur sampai
hingga Semenanjung Malaya.
"Dalam kitab Negara kertagama yang
ditulis Prapanca, Tumasik (Singapura) juga termasuk dalam jajahan
Majapahit,". Miksnic menambahkan, kerajaan di Semenanjung Malaya mencari
perlindungan dengan tunduk pada raja Jawa.
Padahal,
hubungan antara Majapahit dan daerah jajahannya tidak seperti hal itu. Menurut
sejarah, hubungan Majapahit dan Melayu bahkan saling menguntungkan.
Masih banyak lagi Negara sebagai jajahan Indonesia
diantaranya Timor Leste, Papua Barat, Malaysia, Malaka, singapura, Indochina (
kamboja dan Vietnam ), dan Siam ( Thailand ). Penjelasan lebih lanjut tentang
jajahan Indonesia tidak dijelaskan disini. Kemudian timbul pertanyaan Apakah
Indonesia ini dijajah karna karma masa lalu? Yang pasti bentuk definisi jajahan pada masa lampau dengan sekarang
berbeda. Sebab, sistem penjajahan di masa kini lebih berarti monopoli.
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang masalah MSDM
Indonesia setelah masa penjajahan.
2.
Untuk mengetahui perkembangan ekonomi Diindonesia
meliputi SDM.
3.
Mengetahui solusi – solusi dari masalah MSDM di
Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
- Bagaimana sejarah penjajahan rempah – rempah di
Indonesia?
- Bagaimana MSDM diIndonesia dari segi ekonomi?
- Bagaimana pengolahan
sumber daya alam di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penjajahan Rempah-Rempah Di Indonesia
Sejarah bangsa Indonesia tak bisa
lepas dengan yang namanya rempah-rempah. Karena rempah-rempahlah penjajah
tergiur menjajah nusantara.Karena rempahlah VOC, kongsi dagang di bawah naungan
Belanda berjaya menjarah dengan tak berperi kemanusiaan kekayaan tanah ibu
pertiwi kita pada abad ke-17 dan 18. Rakyat pribumi seolah tikus yang mati di
lumbung padi, kepemilikan terhadap kekayaan alam nusantara yang direbut paksa,
justru malah menjadi budak di negeri sendiri. Sebenranya apa sih yang
menjadikan bangsa asing sebegitu tamaknya ingin menjajah dan memonopoli
kekayaan rempah Indonesia? Apa rahasia dibalik rempah yang bisa menyebabkan
membawa bangsa kita pada sejarah kelam penjajahan?
Rempah-rempah adalah salah satu
alasan mengapa penjelajah Eropa mencapai India dan Maluku.
Rempah-rempah ini pula yang menyebabkan Belanda kemudian
menyusul ke Maluku. Dan pada akhirnya, rempah mengantarkan era dominasi bangsa
Eropa di Dunia Timur, karena tujuan awalnya ingin mendapatkan rempah
yang lebih murah kemudian mulai berangsur menjadi hasrat ingin menguasai daerah
penghasil rempah dengan cara menjajahnya dan melakukan monopoli terhadap hasil
tanahnya. Terlebih nusantara kaya akan bahan alam dan kesuburan tanahnya.
Rempah-rempah dinilai sangat
berharga karena khasiatnya yang bukan hanya sebagai penyedap, bumbu masakan,
dan efek menghangatkan badan, tapi juga sebagai obat-obatan. Terlebih bagi
bangsa Barat yang keadaan tanahnya tidak mendukung untuk melakukan penanaman
rempah dan kondisi Eropa yang begitu dingin, sehingga bahan yang bisa
menghangatkan tubuh selalu menggiurkan mereka. Kebutuhan terhadap rempah-rempah
kemudian menjadi sangat krusial hingga pada dunia perdagangan zaman dulu
menjadi komuditas yang sangat mahal, bahkan sama berharganya dengan emas
batangan.
Lima jenis rempah komoditi utama
kala itu adalah lada, pala, cengkeh, jahe dan kayu manis. Alasan lima bahan
tersebut menjadi komuditi utama kala itu adalah:
a)
Jahe memiliki rasa yang hangat dan pedas sehingga
menjadi komoditi yang sangat populer di Eropa.
b)
Cengkeh digunakan sebagai bahan masakan sekaligus
campuran rokok kretek..
c)
Pala dijadikan sebagai bumbu masakan dan berkhasiat
melegakan perut kembung.
d)
Kayu manis, selain rasanya yang manis yang biasanya
digunakan untuk campuran minuman, kayu manis juga digunakan sebagai pengawet
makanan.
e)
Lada digunakan sebagai bumbu masakan, campuran obat
tradisional, bahkan oleh bangsa eroa dijadikan campuran minuman beralkohol
karena khasiatnya yang juga bisa menghangatkan tubuh.
Bangsa lain saja begitu tertarik
dengan kekayaan surga alam Indonesia, lalu kita sebagai generasi tulang
punggung kemajuan bangsa kenapa tidak turut mendeklarasikan kekayaan Indonesia
dengan eksploitasi pengetahuan dan pemanfaatannya? Karena rempah sudah lama
menanti kita untuk mengeksploitasinya, bukan penjajah. Karena negeri ini sudah
rindu anak bangsanya untuk menyentuh dan mengembangkannya demi kemaslahatan,
bukan oleh bangsa lain.
2.2 Sumber Daya
Manusia Indonesia
Perekonomian
Indonesia pada saat pertama kali merdeka sangat buruk, hal ini karena tingkat
inflasi yang sangat tinggi, penyebabnya adalah pada saat itu beredar lebih dari
satu mata uang yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia
Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Dengan keadaan perekonomian yang
seperti ini sangatlah buruk bagi kelangsungan perekonomian Negara Indonesia.
Yang
menyebabkan perekonomian Indonesia sangat buruk selain inflasi adalah karena
Indonesia dijajah oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang dalam jangka
waktu yang amat lama, kurang lebih 350 tahun. Mereka mengeksploitasi kekayaan
alam negeri ini dengan skala yang sangat besar. Pada saat itu para penjajah
dengan seenaknya menentukan sistem perekonomian negeri ini, misalnya
“cultuurstelste” yang membuat keringat rakyat kita pada saat itu terkuras habis
dan tentunya hasil dari kerja keras mereka tidak sebanding dengan apa yang
mereka dapatkan terlebih sistem kerja paksa “rodi” saat itu masih berlaku.
Pada masa demokrasi liberal
perekonomian Indonesia kian terpuruk. Perekonomian diserahkan seutuhnya kepada
pasar. Padahal saat itu pengusaha pribumi masih sangat lemah, dan akibatnya
mereka kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi.
Dari tahun ke tahun Indonesia berjuang demi memperbaiki perekonomiannya hingga
saat ini, dan tentunya ini bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Banyak
usaha yang dilakukan dalam rangka memperbaiki perekonomian Indonesia. Misal
pada saat pemerintahan SBY tahun 2006 yang menaikan harga BBM (mencabut subsidi
BBM) dan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Hal ini banyak mengundang kontroversi
dari berbagai kalangan. Yang sangat jelas terlihat adalah program BLT. Bantuan
tunai dari pemerintah justru tidak sampai ke tangan rakyat yang membutuhkan
secara menyeluruh. Banyak dari rakyat kecil yang tidak menikmati bantuan tunai
dari pemerintah itu.
Secara umum, perekonomian Indonesia pada tahun 2010
menunjukkan prestasi yang cukup baik. Sebagai negara yang mampu mencapai
pertumbuhan positif selama masa krisis finansial global, Indonesia semakin
mendapat kepercayaan di mata dunia Internasional.
Namun, Kualitas pertumbuhan ekonomi
Indonesia saat ini masih rendah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang cukup
tinggi, akan tetapi efek masyarakatnya terlalu rendah. Setap satu persen
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya menyerap 250 ribu tenaga kerja baru. Hal
ini yang menyebabkan masih tingginya tingkat pengangguran. Menjadi suatu
pekerjaan rumah untuk pemerintah untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Salah satunya caranya adalah dengan memperkuat kembali industri
nasional, terutama di sektor manufaktur dan agroindustri. Reindustrialisasi ini
bisa dilakukan dengan menyokong pertumbuhan industri nasional melalui perbaikan
infrastruktur perbaikan
birokrasi, dan pemberian bantuan modal bagi industri yang membutuhkan.
Perkembangan perekonomian di Indonesia sejak berdiri
hingga saat ini sudah mengalami banyak kemajuan,pada masa orde lama Indonesia
berhasil membuat rupiah sebagai mata uang negara,di masa orde baru Indonesia
berhasil dengan swasembada beras dan Pelita (pembangunan lima tahun ),begitu
pula dengan pemerintahan selanjutnya.Untuk sekarang ini,Indonesia merupakan
salah satu negara dalam upaya perdagangan bebas, pengadaan pasar modal yang
telah menerima banyak penghargaan baik itu di dalam negeri maupun di dunia,
bantuan subsidi pemerintah bagi masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan, dan
pelunasan pengeluaran negara terhadap negara lain .
Namun , di sisi lain Indonesia masih
memiliki masalah ekonomi yang berkepanjangan yaitu upaya pemberantasan KKN
(Korupsi , Kolusi,dan Nepotisme) yang masih saja lamban. Lalu, penerapan pasar modal
yang lebih diperuntukkan kepada investor asing , karena masih minim nya
pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap pasar modal. Keterlibatan Indonesia
pada perdagangan bebas tidak diimbangi dengan pendapatan negara dan
kesejahteraan masyarakat yang masih belum merata , selain itu banyak perusahaan
negara yang dijual kepada pihak asing sebagai upaya untuk melunasi hutang
negara, pengendalian inflasi dan nilai kurs rupiah yang masih dalam pemulihan
yang di akibatkan oleh krisis moneter yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya
.
Segala sesuatunya pemerintah
seharusnya berfikir secara matang , berupaya secara tegas , dan mengimbangi
segala keputusan yang diambil sesuai dengan keadaan dan kondisi masyarakat yang
terjadi. Mudah-mudahan kita sebagai generasi muda dengan adanya kreativitas
yang berkonotasi positif dapat membuat perekonomian di Indonesia ini kedepannya
terus maju dan menjadi yang terbaik, mengenai
masa depan sumber daya manusia (SDM) di indonesia, yang jadi pertanyaan ialah
mungkinkah atau akankah indonesia miskin di masa depan? Mungkin ada beberapa
peranan terhadap perekonomian suatu negara atau bangsa yang dilihat dari aspek
sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA).
Jika dibandingkan antara beberapa negara miskin
dan negara yang kaya akan sumber daya manusia nya, jika beberapa negara miskin
ada beberapa negara yang pintar dalam mencari peluang, kemudian ada beberapa
juga negara yang kaya akan sumber daya alam nya tapi sumber daya manusia nya
kurang dapat memanfaatkan sumber daya alam nya, akan tetapi bagi Negara yang dibekali sumber daya manusia yang cerdas,
tangguh dan serta kebaikan lainnya dalam diri manusia justru bukan menjadi
masalah ketika Negara mereka tidak memiliki sumber daya alam yang kaya.
Kita contohkan
saja Indonesia. Mungkin ada banyak orang bilang Indonesia memiliki kekayaan
yang besar tersebar dari sabang sampai merauke. Dari minyak bumi sampai emas
dan nama agraris Indonesia yang bercirikan kesuburan tanahnya.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, pintarkah sumber
daya manusia Indonesia dalam menangani hal tersebut?
Jika
kita ambil contoh misalkan batubara yang merupakan bahan bakar fosil. Batubara
adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Dan bahwa bahan bakar fosil seolah sebagai pendapatan
bukan modal alam sehingga semakin banyak batubara di eksploitasi oleh mereka
yang berkuasa atas itu maka di anggap pendapatan meningkat. Tapi sayangnya
tidak pernah terpikir bahwa batubara jika dikeruk terus menerus dengan jumlah
yang semakin meningkat mngkin hanya akan bertahan dalam beberapa tahun saja dan
sisanya tidak akan dinikmati anak cucu kita.
Jika
menganggap bahan bakar fosil adalah sumber pendapatan maka jangan bingung jika bencana
silih berganti akibat kerusakan lingkungan, permasalahan ekonomi dimasa depan
Karena tidak ada lagi sumber pendapatan dari bahan bakar fosil jika anak-anak
kita tidak menanamkan benih paradigma kepada anak kita bahwa bahan bakar fosil
adalah sumber pendapatan Negara seperti saat ini. Sehingga anak-anak kita
merasa cukup menjual sumber daya alam maka Negara akan terpenuhi padahal itu
adalah pemikiran yang salah yang dibawa oleh pendahulu mereka sekarang.
Lain hal dengan pertanian, semakin
menyusutnya jumlah lahan pertanian tiap tahun dan digantikan dengan pembangunan
perumahan serta para petani dan anak petani yang mulai enggan menjadi petani
seolah memberikan masalah baru bagi dunia agrara Indonesia.
Perkebunan
juga mengalami masalah ketika hasil kebun di serang oleh hasil perkebunan impor
seperti buah dan sebagainya. Hal ini menjadi momok bagi masyarakat awam
Indonesia. Seolah rakyat hanya menjadi pekerja dinegara
sendiri dan pemerintah penyalurnya kepada konglomerat
asing yang datang dengan dalih investasi padahal penguasaan terhadap sumber
daya alam yang notabennya yang hajat hidup orang banyak.
Masalah
ini akan terus berlanjut selama perbaikan dalam ranah masalah produksi kita
diperbaiki dan dievaluasi. Kita bukan spesialisasi penjual bahan mentah seperti
batubara, minyak bumi dan yang lainnya itupun dibawah penguasaan asing. Kita
harus sadar jika hal itu habis maka siapkah kita untuk ambruk tanpa membekali
anak-anak yang akan menjadi penerus kita sesuatu hal yang baik. Itu yang harus
kita sadari dan pikirkan bersama.
Mengapa
negara kita, negara Indonesia ini masih negara berkembang, bukan negara maju ?
padahal kalau dilihat dari SDA & SDM nya cukup memadai untuk jadi negara
maju !
Bangsa
indonesia sebagai negara yang kaya akan SDA nya, memiliki posisi wilayah yang
strategis, yaitu sebagai negara yang negara kepulauan dengan luas laut 2/3 dari
luas total wilayah, namun tidak mampu mengembalikan manfaat sumber kekayaan
yang dimiliki kepada rakyat, hal ini karena strategi pembangunan yang
diciptakan tidak membangkitkan local genuin, yang terjadi adalah sumber
kekayaan alam indonesia semakin mendalam dikuasai oleh asing
Sebab
meskipun andai kata bangsa ini juga telah mampu menciptakan SDM yang kualifaid
terhadap semua level iptek, namun apabiola kebijakan ekonomi yang diciptakan
tidak berbasis pada sumber daya yang dimiliki (resources base), maka
ketergantungan ke luar akan tetap berlanjut dan semakin dalam, oleh karena itu
harus dilakukan shifting paradimn, agar proses pembangunan mampu mendorong
terbentuknya berbagai keahlian yang bisa mengolah SDA dan bisa semakin
memandirikan struktur ekonomi bangsa supaya visi tersebut pun terjadi di
berbagai daerah, maka harus ada koreksi total kebijakan pembangunan di
tingkat makro dengan berbasiskan kepada
pluralitas daerah. Dengan demikian harapan nya akan tercipta SDM yang mampu
memperjuangkan kebukebutuhan dan penguatan masyarakat lokal. Karena untuk apa
SDM diciptakan kalau hanya akan menjadi perpanjangan sistem kapitalisme global
dengan mengorbankan kepentingan lokal
dan nasional.
Di dalam
pertumbuhan ekonomi di Indonesia ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk
mengatasi persoalan structural, solusinya tak bisa dengan tiba-tiba mengerem
pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan suku bangsa.
Menurut saya kunci nya ada di
kebijakan pemerintah, misalnya dengan melakukan harmonisasi kebijakan bea
masuk, yang bertujuan untuk memberi intensif, agar makin banyak produk yang
diproduksi di dalam negeri, jika kita lihat bea masuk, bahan baku harus lebih
rendah dari barang jadi.
Indonesia
mengimpor makanan ringan enting-enting dari china lantaran bea masuk untuk
produk jadi lebih rendah dibanding bea
masuk bahan baku berupa gula.walhasil tak menguntungkan jika enting-enting di
produksi di domestik.
Dan sebenarnya ada beberapa
masalah lainnya seperti program mobil murah dan ramah lingkungan, program itu
di nilainya bermasalah. Pertama, bisa meningkatkan komponen mobil. Kedua,
pemerintah tak mewajibkan produsen untuk ekspor, kami hanya menghimbau seperti
itu.
2.3 Masalah Ekonomi Di Indonesia Serta Solusinya
1. Sumber daya
yang menipis di Indonesia
Menurut pandangan saya, hal ini bukanlah suatu isu
yang baru. Isu ini sudah lama mengemuka namun tak kunjung ada kejelasan yang
ada hanya gembar gembor belaka tanpa ada suatu perbuatan yang nyata dan berefek
besar. SDA dalam hal ini adalah berbagai produk minyak bumi memang menjadi
masalah yang mengemuka bukan hanya di negeri ini, namun juga di dunia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai SDA dalam hal ini minyak
bumi yang melimpah, namun tidak bisa mengelolanya dan hanya mengekspornya dalam
bentuk minyak mentah dan mengimpor dalam berbagai bentuk Bahan Bakar Minyak
(BBM), maka ‘tak heran seriring berkembangnya waktu SDA ini akan habis, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaharuinya, contohnya diramalkan BBM
akan habis pada tahun 2020.
Berbagai solusi telah dikemukakan dimasyarakat, salah
satu contohnya adalah ditemukan SDA pengganti BBM yang baru dan yang bisa
diperbaharui. Menurut saya solusi yang tepat adalah kurangi penggunaanya,
alasanya sederhana seiring berjalanya waktu SDA akan habis, SDA pengganti BBM
yang bisa diperbaharui tidaklah jelas dan belumlah efektif penggunaanya,
lagipula pasti tidak akan mencukupi kebutuhan masyrakat pengguna BBM, ibarat
pribahasa besar pasak daripada tiang. Cara sederhana, cukup kurangi impor kendaraan
mobil dan motor, dan perbaikin infrastruktur angkutan umum yang ada serta
batasi kepemilikan kendaraan pribadi.
2. Ledakan Populasi
di Indonesia
Ledakan populasi di Indonesia, bukanlah sesuatu yang
mengejutkan. Hal ini karena sudah terbukti dan sudah menjadi wacana yang
mengemuka sejak dahulu kala. Indonesia terkenal dengan jumlah penduduk terbesar
ke 2 setelah India, contohnya pada saat tahun 2010 jumlah 230 juta jiwa. Lebih
dari di itu diramalkan bahwa jumlah penduduk di Indonesia akan terus meningkat
dan meningkat. Menurut pandangan saya, hal ini tidak akan menjadi masalah jika
peningkatan pendapatan disposibel masyarakat seimbang dengan peningkatan
populasi penduduk di Indonesia. Namun yang menjadi masalah sesungguhnya menurut
saya bukanlah ledakan populasinya, namun adalah perkembangan populasi yang
lebih besar dibandingkan dengan perkembangan pendapatan disposibel masyarakat.
Banyak sekali solusi yang bisa kita lihat di berbagai
media yang ada, contohnya adalah program KB (Keluarga Berencana) yang
mencanangkan 2 anak sudah cukup. Namun nampaknya itu hanya menjadi suatu gembar
gembor belakan, karena tidak efektif dan tidak efisien serta mengundang pro
kontra, terkait dengan persepsi pembatasan mempunyai keturunan. Menurut saya
solusi yang efektif adalah ubah terlebih dahulu persepsi dimata masyrakat,
maksudnya jika masyrakat berpendapat setiap anak punya rezekinya masing –
masing, diubah bahwa anak itu bukan hanya dibuat saja, namun juga dipelihara,
nah untuk memelihara anak itu butuh biaya yang cukup besar. Barulah program KB
itu berjalan efektif, meski cuman berjalan 60 %, itu sudah bisa dikatakan
efektif
3. Pemerintah
yang lemah, tidak efisien, dan korup
Pemerintah yang lemah, tidak efisien dan korup,
bukanlah sesuatu yang mengherankan karena menurut saya ketika sistem demokrasi
dijalankan di Indonesia mulai masa reformasi masa pemerintahan B.J Habibie,
sudah mulai nampak gejala pemeritahan yang lemah, tidak efisien dan korup, akan
tetapi masalah korupsi sudah ada sejak masa VOC, bahkan hancurnya VOC itu salah
satu penyebabnya adalah gara – gara korupsi. Menurut saya permasalahan ini
cukup kompleks dan terkait dari moral dan hati setiap orang yang berada dalam
pemerintahan. Namun secara teoritis pemerintah yang lemah, tidak efisien dan
korup mencerminkan pemimpin yang lemah dan tidak bisa mengambil keputusan
dengan tepat.
Menurut saya solusi untuk masalah ini cukup rumit karena terkait dengan faktor
pribadi dan psikologis seseorang. Namun secara teoritis adalah dengan penguatan
moral dari generasi penerus bangsa, hal ini sudah ditanamkan sejak usia dini,
seperti mata pelajaran PPKN/KWN, Upacara, Kedisiplinan dsb.
4. Ketidak
seimbangan struktur perekonomian Indonesia
Ketidak-seimbangan struktur perekonomian Indonesia,
disini maksudnya adalah terkait dengan ketidak-seimbangan distribusi pendapatan
pemerintah yaitu seperti mencontohkan sirkulasi uang di Indonesia. Sebanyak 60%
dari seluruh uang di Republik Indonesia beredar di ibukota Jakarta. Sebanyak
30% beredar di 32 kota lainnya. Hanya 10% dari uang yang beredar di seluruh
Indonesia ada di pedesaan. Sementara 60% penduduk Indonesia tinggal di
pedesaan. “Ini berarti 10% dari seluruh uang yang beredar di Indonesia
dinikmati 60% penduduk Indonesia, yaitu persebaran uang di antara penduduk
dilihat dari rekening di bank-bank seluruh Indonesia. Hanya 0,1% dari jumlah
rekening menguasai 37% deposito. Mayoritas rekening memiliki tabungan di bawah
Rp 100 juta tetapi hanya menguasai 18,5% dari uang itu. “Adalah sebuah
kenyataan bahwa 0,17% warga Indonesia mengontrol 45% dari Pendapatan Nasional
Bruto Indonesia, Data anggaran negara juga menunjukkan ketidakseimbangan
struktur ekonomi Indonesia. Buktinya, dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Indonesia tahun 2012 sebesar Rp 1.200 triliun, hanya 3% atau
sebanyak Rp 36 triliun disediakan untuk sektor pertanian. Padahal, 60% warga
Indonesia hidup di sektor pertanian.
Solusinya menurut saya adalah karena terkait dengan
jumlah pendapatan negara yang berasal dari masyrakat pada umunya itu sedikit
dibandingkan dengan pendapatan yan berasal dari masyarakat golongan menengah
atas yang jumlah lebih kecil namun dalam hal menyetor pendapatan bagi pemerintah
lebih besar. Maka solusinya adalah adanya pemerataan pendapatan dan juga
pengaturan sturuk APBN untuk sektor masyrakat golongan menengah kebawah.
2.4 Pengolahan Sumber Daya
Alam
Di Indonesia
Sumber daya alam dan
tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan
sumber daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena
negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan
negara dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kasus ini dalam bidang ekonomi
sering pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan negara yang cenderung
memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi
sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor
industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga
cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya.
Indonesia merupakan negara dengan
tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia
ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat
ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung,
18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur,
Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji
coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya
menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia. Sumber daya alam di
Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di
Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti
petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas,
dan perak. Di samping itu, Indonesia
juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis
tanaman.Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi
alam yang sangat besar.
Tapi sayangnya walaupun kita
mempunyai sumber daya alam yang sangat kaya, negara kita belum bisa
memaksimalkan seluruh potensi sumber daya alam dan lingkungan yang kita
miliki. Sebagai contoh di bidang
pertanian, kita masih banyak mengimpor produk pertanian seperti beras, jagung,
kedelai, gandum,buah-buahan dan lain sebagainya. Harga jual produk pertanian dalam negeri
lebih mahal daripada produk pertanian luar negeri, hal itu merupakan salah satu
penyebab alasan pengusaha lebih memilih produk impor untuk dijual di Indonesia dibandingkan
produk pertanian dalam negeri. Itulah
yang menyebabkan petani Indonesia masih banyak yang miskin dan akhirnya
menyebabkan penduduk Indonesia enggan menjadi petani tapi lebih memilih menjadi
karyawan di sebuah perusahaan.
Kita juga belum sepenuhnya
memanfaatkan daya tarik alam kita yang indah untuk menjadi obyek wisata. Selama
ini kita hanya mengandalkan Bali, Lombok sebagai primadona wisata. Padahal masih banyak daerah-daerah di
Indonesia yang memiliki alam yang indah seperti pulau Bunaken di Sulawesi Utara
dimana keindahan bawah lautnya menjadi surga bagi para penyelam. Kepulauan Raja Ampat di provinsi Papua juga berpotensi
sebagai objek wisata karena seperti Bunaken, Raja Ampat memiliki keindahan bawah
laut dan termasuk salah satu tempat terbaik di dunia untuk menyelam. Dan masih banyak daerah-daerah di Indonesia
yang layak dijadikan objek wisata tapi belum dikelola dengan baik karena
kurangnya sarana dan prasarana di daerah tersebut, penataan kota, pengelolaan
sumber daya manusianya, dan lain sebagainya. Pemerintah juga di nilai kurang
serius menangani masalah pariwisata tersebut.
Bukan hanya kekayaan hayati, Indonesia juga merupakan penghasil jenis
bahan tambang yang sangat besar seperti emas di Papua yang saat ini di
eksploitasi oleh perusahaan Asing tapi rakyat Papua sendiri banyak yang
miskin. Belum lagi hasil-hasil tambang
yang lain mulai dari petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit,
timah, batu bara, dan perak yang hasilnya belum bisa mensejahterahkan seluruh
penduduk di Indonesia. Padahal UUD pasal 33 menyatakan kekayaan alam dikuasai
oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan kita di bidang teknologi sehingga kita belum bisa memanfaatkan
secara maksimal potensi sumber daya yang kita miliki. Dan pemerintah belum
mendorong kemajuan industri hulu sehingga kita masih mengimpor untuk industri
hulu sehingga hal itu juga membuat keterbatasan kita dalam memanfaatkan sumber
daya alam kita. Juga masalah peraturan-peraturan ataupun kebijakan pemerintah
belum mampu mengatasi hambatan-hambatan untuk pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan secara optimal. Peraturan atau kebijakan pemerintah saat ini dinilai
cenderung lebih memperkaya investor-investor asing yang akhirnya lebih banyak
mengeksploitasi kekayaan alam kita, karena orientasi pemerintah hanya kepada
ekspor tanpa memandang kecukupan dalam negeri.
Belum lagi tumpang tindih antara kebijakan pemerintah pusat dan daerah
dalam pengelolaan kekayaan alam masing-masing daerah membuat semakin kacau
dalam pengelolaan sumber daya alam kita.
Pengeksplotasian alam yang salah
dan berlebihan oleh oknum-oknum tertentu yang
mengakibatkan kerusakan alam membuat potensi alam yang kita miliki
semakin berkurang. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran dari masyarakat akan
pentingnya kelestarian alam dan juga kurangnya pengawasan dari pemerintah.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan
dalam pemanfaatan sumber daya alam kita maka diperlukaan paradigma yang baru
baik dari pemerintah, pengusaha maupun rakyat sehingga dengan paradigma yang
baru maka pemerintah akan lebih serius mengatasi permasalahan yang ada sekarang
ini dengan menghapus kebijakan atau peraturan pemerintah yang lama yang
merugikan kita dalam mengembangkan sumber daya alam kita dengan mengeluarkan
kebijakan-kebijakan pemerintah yang baru
yang jelas dan bermanfaat bagi pemanfaatan sumber daya alam kita sehingga
menjadi lebih maksimal dan bernilai tambah lebih. Pengawasan juga diperlukan
untuk setiap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dikeluarkan karena dengan
pengawasan maka dapat menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan
kebijakan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu karena keserakahan pribadi.
Dan juga kita perlu inovasi di
bidang teknologi karena dengan teknologi yang maju kita tidak perlu tergantung
dengan negara lain dalam memenuhi kebutuhan industri hulu. Untuk dapat
melakukan inovasi di bidang teknologi maka pemerintah harus memfokuskannya pada
mutu pendidikan di Indonesia.
2.5
Sumber
Daya Manusia
Sebagai
Tonggak
Kemajuan
Bangsa
Sumber daya manusia (SDM)
merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana
menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing
tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Dalam kaitan
tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia,
yaitu:
Pertama adanya ketimpangan antara
jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada
krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah
kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06
juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus
selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
Menurut catatan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di
Indonesia lebih dari 300.000 orang. Fenomena meningkatnya angka pengangguran
sarjana seyogyanya perguruan tinggi ikut bertanggungjawab. Fenomena penganguran
sarjana merupakan kritik bagi perguruan tinggi, karena ketidakmampuannya dalam
menciptakan iklim pendidikan yang mendukung kemampuan wirausaha
mahasiswa.Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan
selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu
sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumber daya
alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan
investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial
dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang
berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari
rendahnya kualitas SDM dalam menghadapi persaingan ekonomi global.
Kenyataan ini belum menjadi
kesadaran bagi bangsa Indonesia untuk kembali memperbaiki kesalahan pada masa
lalu. Rendahnya alokasi APBN untuk sektor pendidikan -- tidak lebih dari 12% --
pada peme-rintahan di era reformasi. Ini menunjukkan bahwa belum ada perhatian
serius dari pemerintah pusat terhadap perbaikan kualitas SDM. Padahal sudah
saatnya pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah secara serius membangun SDM
yang berkualitas. Sekarang bukan saatnya lagi Indonesia membangun perekonomian
dengan kekuatan asing. Tapi sudah seharusnya bangsa Indonesia secara benar dan
tepat memanfaatkan potensi sumberdaya daya yang dimiliki (resources base)
dengan kemampuan SDM yang tinggi sebagai kekuatan dalam membangun perekonomian
nasional.
Orang tidak bekerja alias
pengangguran merupakan masalah bangsa yang tidak pernah selesai. Ada tiga
hambatan yang menjadi alasan kenapa orang tidak bekerja, yaitu hambatan
kultural, kurikulum sekolah, dan pasar kerja. Hambatan kultural yang dimaksud
adalah menyangkut budaya dan etos kerja. Sementara yang menjadi masalah dari
kurikulum sekolah adalah belum adanya standar baku kurikulum pengajaran di
sekolah yang mampu menciptakan dan mengembangkan kemandirian SDM yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja. Sedangkan hambatan pasar kerja lebih disebabkan oleh
rendahnya kualitas SDM yang ada untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja. Ekonomi
abad ke-21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses
kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia
menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan
batas teritorial negara. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa
Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam
globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan
terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global
menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari
seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35),
Filipina (38), dan Thailand (40).
Perwujudan nyata dari globalisasi
ekonomi yang akan dihadapi bangsa Indonesia antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut: Produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai
negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini
dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah,
infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif.
Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
Jaringan informasi. Masyarakat
suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di
dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio, media cetak
dan lain-lain. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu
meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai
contoh KFC, Hoka Hoka Bento, Mac Donald, dll melanda pasar di mana-mana.
Akibatnya selera masyarakat dunia --baik yang berdomisili di kota maupun di
desa-- menuju pada selera global.Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk
penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif.
Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan
fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat karena "less
papers/documents" dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan
teknologi telekomunikasi yang semakin canggih.
Dengan kegiatan bisnis korporasi
(bisnis corporate) di atas dapat dikatakan bahwa globalisasi mengarah pada
meningkatnya ketergantungan ekonomi antarnegara melalui peningkatan volume dan
keragaman transaksi antarnegara (cross-border transactions) dalam bentuk barang
dan jasa, aliran dana internasional (international capital flows), pergerakan
tenaga kerja (human movement) dan penyebaran teknologi informasi yang cepat.
Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir
pasti telah merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh terhadap bangsa,
masyarakat, kehidupan manusia, lingkungan kerja dan kegiatan bisnis corporate
di Indonesia. Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi perlu
melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan
strategi manajemennya dengan basis entrepreneurship, cost efficiency dan
competitive advantages.
Masalah daya saing dalam pasar
dunia yang semakin terbuka merupakan isu kunci dan tantangan yang tidak ringan.
Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya produk suatu
negara, termasuk produk Indonesia, tidak akan mampu menembus pasar
internasional. Bahkan masuknya produk impor dapat mengancam posisi pasar
domestik. Dengan kata lain, dalam pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif
(competitive advantage) merupakan faktor yang desisif dalam meningkatkan
kinerja perusahaan. Oleh karena itu, upaya meningkatkan daya saing dan
membangun keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia tidak dapat ditunda-tunda
lagi dan sudah selayaknya menjadi perhatian berbagai kalangan, bukan saja bagi
para pelaku bisnis itu sendiri tetapi juga bagi aparat birokrasi, berbagai
organisasi dan anggota masyarakat yang merupakan lingkungan kerja dari bisnis
corporate.
Salah satu problem struktural yang
dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi
dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan
pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi
pertumbuhan ekonomi. Visi pembangunan yang demikian kurang kondusif bagi
pengembangan SDM, sehingga pendekatan fisik melalui pembangunan sarana dan
prasarana pendidikan tidak diimbangi dengan tolok ukur kualitatif atau mutu
pendidikan. Problem utama dalam pembangunan sumberdaya manusia adalah
terjadinya missalocation of human resources. Pada
era sebelum reformasi, pasar tenaga
kerja mengikuti aliran ekonomi konglomeratif. Di mana tenaga kerja yang ada
cenderung memasuki dunia kerja yang bercorak konglomeratif yaitu mulai dari
sektor industri manufaktur sampai dengan perbankan. Dengan begitu, dunia
pendidikan akhirnya masuk dalam kemelut ekonomi politik, yakni terjadinya
kesenjangan ekonomi yang diakselerasi struktur pasar yang masih terdistorsi.
Kenyataan menunjukkan banyak
lulusan terbaik pendidikan masuk ke sektor-sektor ekonomi yang justru bukannya
memecahkan masalah ekonomi, tapi malah memperkuat proses konsentrasi ekonomi
dan konglomerasi, yang mempertajam kesenjangan ekonomi. Hal ini terjadi karena
visi SDM terbatas pada struktur pasar yang sudah ada dan belum sanggup
menciptakan pasar sendiri, karena kondisi makro ekonomi yang memang belum
kondusif untuk itu. Di sinilah dapat disadari bahwa visi pengembangan SDM
melalui pendidikan terkait dengan kondisi ekonomi politik yang diciptakan
pemerintah.Sementara pada pascareformasi belum ada proses egalitarianisme SDM
yang dibutuhkan oleh struktur bangsa yang dapat memperkuat kemandirian bang sa.
Pada era reformasi yang terjadi barulah relatif tercipta reformasi politik dan
belum terjadi reformasi ekonomi yang substansial terutama dalam memecahkan
problem struktural seperti telah diuraikan di atas. Sistem politik multipartai
yang telah terjadi dewasa ini justru menciptakan oligarki partai untuk
mempertahankan kekuasaan. Pemilu 1999 yang konon merupakan pemilu paling
demokratis telah menciptakan oligarki politik dan ekonomi. Oligarki ini justru
bisa menjadi alasan mengelak terhadap pertanggungjawaban setiap kegagalan
pembangunan.
Dengan demikian, pada era reformasi
dewasa ini, alokasi SDM masih belum mampu mengoreksi kecenderungan terciptanya
konsentrasi ekonomi yang memang telah tercipta sejak pemerintahan masa lalu.
Sementara di sisi lain Indonesia kekurangan berbagai keahlian untuk mengisi berbagai
tuntutan globalisasi. Pertanyaannya sekarang adalah bahwa keterlibatan
Indonesia pada liberalisasi perdagangan model AFTA, APEC dan WTO dalam rangka
untuk apa? Bukankah harapannya dengan keterlibatan dalam globalisasi seperti
AFTA, APEC dan WTO masalah kemiskinan dan pengangguran akan terpecahkan.
Dengan begitu, seandainya bangsa
Indonesia tidak bisa menyesuaikan terhadap berbagai kondisionalitas yang
tercipta akibat globalisasi, maka yang akan terjadi adalah adanya gejala
menjual diri bangsa dengan hanya mengandalkan sumberdaya alam yang tak terolah
dan buruh yang murah. Sehingga yang terjadi bukannya terselesaikannya
masalah-masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan
ekonomi, tetapi akan semakin menciptakan ketergantungan kepada negara maju
karena utang luar negeri yang semakin berlipat.
Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi tuntutan globalisasi seyogyanya kebijakan link and match
mendapat tempat sebagai sebuah strategi yang mengintegrasikan pembangunan
ekonomi dengan pendidikan. Namun sayangnya ide link and match yang tujuannya
untuk menghubungkan kebutuhan tenaga kerja dengan dunia pendidikan belum
ditunjang oleh kualitas kurikulum sekolah yang memadai untuk menciptakan
lulusan yang siap pakai. Yang lebih penting dalam hal ini adalah strategi
pembangunan dan industrialisasi secara makro yang seharusnya berbasis
sumberdaya yang dimiliki, yakni kayanya sumberdaya alam (SDA). Kalau strategi
ini tidak diciptakan maka yang akan terjadi adalah proses pengulangan kegagalan
karena terjebak berkelanjutannya ketergantungan kepada utang luar negeri,
teknologi, dan manajemen asing. Sebab SDM yang diciptakan dalam kerangka mikro
hanya semakin memperkuat proses ketergantungan tersebut.
Bacharuddin Jusuf Habibie
mengatakan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang bisa mengandalkan sumber
daya manusia (SDM) yang tersedia.
"Begitu pula kalau bangsa ini
ingin maju maka sebaiknya mengandalkan dirinya pada SDM," kata Habibie
pada pembukaan Bacharuddin Jusuf Habibie
SDM yang bisa diandalkan menurut
Habibie adalah sosok yang terampil, efisien, dan memiliki daya saing tinggi.
Lebih lanjut Habibie menjelaskan
bahwa SDM yang unggul harus memiliki kemampuan untuk membuat terobosan yang
dibutuhkan oleh masyarakat baik di Indonesia mau pun di dunia.
Gde Wenten mengatakan bahwa
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebaiknya dapat mendukung proses riset
dan penelitian.
"Dengan kebijakan yang
mendukung, maka riset dan teknologi akan lebih mudah untuk berkembang,"
kata Wenten.
Wenten mengemukakan bahwa kebijakan
pemerintah yang mendukung riset dan teknologi akan sangat membantu para
peneliti untuk bertahan dan tetap berkarya.
"Sehebat-hebatnya ilmuwan tapi
tanpa adanya kebijakan yang suportif dan aktif, tentu akan berat
perjalanannya," katanya.
Kebijakan yang dirasa Wenten kurang
mendukung itu, menurut dia adalah penyebab beberapa ilmuwan memilih untuk
berkarier di luar negeri, karena dianggap dapat lebih berkembang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
sebagaimana
yang kita ketahui bahwa saat ini terjadi krisis ekonomi yang bukan hanya
terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia
bursa saham bergejolak, kurs rupiah terhadap dolar juga belum stabil
kira-kira apa dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah di negara kita sebagai negara berkembang ini?
harga minyak dunia sudah turun 70/barel tapi kok minyak di indonesia tetap tinggi....
banyak rakyat kecil menunggu perkembangan yang lebih baik dan semoga hal ini malah tidak membodohi rakyat yang tidak tau dan tidak mengerti dampak krisis ekonomi dunia terhadap kita rakyat kecil ini...
bursa saham bergejolak, kurs rupiah terhadap dolar juga belum stabil
kira-kira apa dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah di negara kita sebagai negara berkembang ini?
harga minyak dunia sudah turun 70/barel tapi kok minyak di indonesia tetap tinggi....
banyak rakyat kecil menunggu perkembangan yang lebih baik dan semoga hal ini malah tidak membodohi rakyat yang tidak tau dan tidak mengerti dampak krisis ekonomi dunia terhadap kita rakyat kecil ini...
3.2 Saran
Sebaiknya
mencari solusinya agar bangsa Indonesia lepas dari keterpurukan ekonominya,
serta Perbaiki dulu moral dan budipekerti bangsa kita.
Kalau moral bangsa kita benar maka otomatis semua akan lancar. Dan pemerintah pun ikut mensolusikan untuk memajukan
ekonomi bangsa Indonesia.
KABAR BAIK !!! KABAR BAIK !!! KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya adalah Purti Hamzah, tinggal di Indonesia, saya seorang Muslim yang taat Saya ingin menggunakan
media ini untuk mengingatkan semua orang mencari pinjaman untuk berhati-hati tentang penipu karena mereka di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya finansial turun, dan karena kebutuhan saya, putus asa dan kemiskinan, saya telah scammed oleh beberapa perusahaan pinjaman yang disebut online. Saya kehilangan harapan tidak sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Chloe Morris yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari $ 57.000 dalam 24 jam tanpa tekanan, pada awalnya itu seperti mimpi bagi saya sampai saya melihat peringatan dari angsuran pertama saya 2 jam setelah saya diterapkan. Saya mendorong sesama Indonesia yang membutuhkan pinjaman untuk menyenangkan menghubungi Ibu Chloe melalui:
chloemorrisloanfirm@gmail.com
Hati-hati! Anda juga dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui: putrihamzah@gmail.com