BAB 1
PENDAHULUAN
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN
TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI
ABSTRAK
Lokasi penelitian merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang
percetakan yang menghasilkan produk berupa brosur, nota, buku, stiker, dan lain-lain. Proses
produksinya berdasarkan pemesanan (Job Order). Pihak percetakan secara umum
sudah melakukan pengendalian kualitas terhadap produk yang dihasilkan. Namun
pada kenyataannya masih ada kegagalan yang ditemui. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui jenis kegagalan apa yang sering terjadi terhadap produk yang
dihasilkan, faktor- faktor penyebab kegagalan dan usaha yang sebaiknya
dilakukan untuk mengurangi kegagalan tersebut. Metode penelitian yang dilakukan
berdasarkan analisa deskriptif, dan wawancara dengan pihak yang terkait,
melakukan observasi di lapangan dan mengumpulkan data-datatertulis (data
sekunder) yang dimiliki oleh perusahaan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa
jenis kegagalan untuk warna cetakan kurang cerah memiliki resiko kegagalan
paling tinggi yaitu dengan nilai resiko kegagalan 197,8729. Dan prosentase
kejadiannya adalah sebesar 16,67 %. Adapun faktor penyebab kegagalan produk
lebih disebabkan adanya kesalahan operator ( Human Error)
Kata Kunci : Jenis kegagalan, faktor penyebab
kegagalan, upaya perbaikan, Human Error
A. LATAR BELAKANG
Di dalam proses produksi kadangkala masih saja ada kegagalan
walaupun proses produksi tersebut telah direncanakan dan dilaksanakan dengan
baik. Karena hal tersebut, maka perusahaan diharapkan dapat melakukan
perbaikan terus-menerus dalam usahanya untuk mengurangi kegagalan
produk. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, maka persaingan yang
terjadi antar perusahaan akan semakin meningkat. Hal inilah mendorong perusahaan
untuk lebih meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sehingga sesuai dengan
spesifikasi produk yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya.
CV. Percetakan X, merupakan usaha yang bergerak
dalam bidang percetakan yang menghasilkan produk berupa brosur, nota, buku,
stiker, dan lain-lain. Proses produksinya berdasarkan pemesanan (Job
Order). Melalui pengendalian kualitas akan dapat dicari faktor- faktor yang
menyebabkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi serta cara untuk
menanggulanginya sehingga diharapkan jumlah presentasi produk gagal yang
menyimpang jauh dari standar atau spesifikasinya dapat dikurangi.
B. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian yang ingin dicapai, yaitu :
1.Mengetahui jenis kegagalan yang sering terjadi
pada produk yang dihasilkan,
2.Menentukan faktor-faktor yang
menjadi penyebab kegagalan produk yang dihasilkan serta 3.Merekomendasikan
tindakan yang sebaiknya dilakukan dalam mencegah kegagalan produk
C.
BATASAN
DAN ASUMSI
Batasan dalam melakukan
penelitian ini adalah:
}Pembahasan terbatas pada produk yang menggunakan kertas HVS 60
gram.
}Pembahasan hanya pada masalah pengendalian
kualitas produk.
Dalam melakukan
penelitian ini diasumsikan bahwa :
Selama penelitian,
kondisi kemampuan mesin dan kondisi lingkungan dalam keadaan tidak mengalami
perubahan dan Tenaga kerja dalam kondisi normal.
D. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kualitas
Definisi kualitas
menurut Vincent Gaspersz (2005) adalah totalitas dari karakteristik suatu
produk yang menunjang kemapuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasi
atau diterapkan. Sedangkan menurut Yulian Zamit (2003), mutu adalah istilah
relatif yang sangat bergantung pada situasi ditinjau dari pandangan konsumen,
secara subjektif orang mengatakan kualitas adalah sesuatu yang cocok dengan
selera (fitness for use)
BAB II
Langkah - Langkah Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas
harus dilakukan melalui proses yang terus-menerus dan
berkesinambungan. Proses pengendalian kualitas dapat dilakukan melalui proses
PDCA (plan, do, check, action) yang diperkenalkan oleh Dr. W. Edwards Deming,
seorang pakar kualitas ternama yang berkebangsaan Amerika Serikat, sehingga
siklus ini disebut siklus deming (Deming Cycle)(Fandy Tjiptono, 1997). Siklus
PDCA umumnya digunakan untuk alat
statistik utama, yaitu check sheet, histogram, control chart, diagram pareto,
diagram sebab akibat, scatter diagram, dan stratifikasi. Alat-alat ini berguna
dalam pengumpulan informasi yang objektif untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan (Murfidin Haning, 2007).
alat statistik utama, yaitu check sheet, histogram, control chart,
diagram pareto, diagram sebab akibat, scatter diagram, dan
stratifikasi. Alat-alat ini berguna dalam pengumpulan informasi yang
objektif untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan (Murfidin Haning, 2007).
1. Check Sheet
Check sheet atau lembar
pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam
bentuk tabel yang berisi nama dan jumlah barang yang diproduksi dan jenis
ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya.
2. Histogram
Histogram digunakan
untuk memberikan kemudahan dalam membaca atau menjelaskan data dengan cepat,
berbentuk grafik balok yang memperlihatkan distribusi nilai yang diperoleh
dalam bentuk angka.
3.Peta Kendali (Control Chart)
Peta kendali atau
control chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai suatu metode grafik
yang digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam pengendalian
kualitas secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan
menghasilkan perbaikan kualitas.
4. Diagram Pareto
Diagram pareto adalah
grafik yang menguraikan klasifikasi data secara menurun mulai dari kiri ke
kanan. Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasi masalah dari yang paling
besar sampai yang paling kecil.
5. Diagram Sebab Akibat
Diagram ini disebut juga
diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna untuk
memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan
mempunyai akibat pada masalah utama
6. Scatter Diagram
Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat
interpretasi data yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan
antara dua variabel dan menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut,
apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan. Duavariabel yang ditunjukkan
dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik kuat dan faktor yang
mempengaruhinya
.
7. Stratifikasi
Stratifikasi merupakan
teknik pengelompokan data ke dalam kategori-kategori tertentu, agar
data dapat menggambarkan permasalahan secara jelas
sehingga kesimpulan-kesimpulan dapat lebih mudah
diambil. Kategori-kategori yang dibentuk meliputi data relatif terhadap
lingkungan sumber daya yang terlibat mesin yang digunakan dalam proses, bahan
baku dan lain-lain.
BAB III
A. METODOLOGI PENELITIAN
Langkah penelitian yang
dilakukan mencakup 3 tahapan, dimana terjabarkan dalam Gambar 6 dibawah ini:
B. ANALISA DAN HASIL
Perusahaan merupakan jenis usaha yang bergerak dalam bidang
percetakan. Yang berdiri pada tahun 2000, dengan pelanggannya
adalah dealer–dealer sepeda motor yang ada di Surabaya dan Sidoarjo
untuk membuatkan brosur–brosur atau pamflet. Selain brosur percetakan
ini juga menerima pembuatan nota pembayaran, buku tulis, stiker, dan lain-
lain. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat
dijabarkan Jenis-jenis kegagalan yang sering terjadi dalam kurun
waktu pengamatan daat dikelompokkan menjadi 7 kriteria cacat,yaitu 1. Hasil
cetakan kotor, 2.Warna cetakan kurang cerah, 3.Huruf cetakan kurang jelas,
4.Gambar cetakan kurang jelas, 5. Cetakan kurang simetris (agak miring),
6.Terjadi kerutan dan 7. Potongan kertas tidak rapi . Dari kriteria tersebut,
maka dapat dilakukan proses pengumpulan data melalui check Sheet seperti pada
tabel berikut :
Tabel .1 Check Sheet Produk Berbahan Dasar
Kertas Jenis HVS 60( satuan lembar)
Bulan
|
Jumlah
|
|
|
|
Jenis kegagalan
|
|
|
|
Jumlah
|
||
|
produksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
kegagal
|
|
Hasil
|
Warna
|
Huruf
|
|
Gambar
|
|
Cetakan
|
Terjadi
|
Potongan
|
||
|
|
|
|
an
|
|||||||
|
|
cetakan
|
cetakan
|
cetakan
|
|
cetakan
|
|
kurang
|
kerutan
|
kertas
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
kotor
|
kurang
|
kurang
|
|
kurang
|
|
simetris
|
|
tidak
rapi
|
|
|
|
|
cerah
|
jelas
|
|
jelas
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Januari
|
48.390
|
197
|
256
|
242
|
|
238
|
|
249
|
169
|
239
|
1.590
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Februari
|
42.078
|
170
|
228
|
218
|
|
221
|
|
215
|
110
|
116
|
1.278
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Maret
|
43.131
|
173
|
220
|
225
|
|
231
|
|
230
|
115
|
123
|
1.317
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
April
|
46.296
|
204
|
246
|
238
|
|
230
|
|
242
|
138
|
198
|
1.496
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mei
|
47.338
|
206
|
237
|
240
|
|
242
|
|
246
|
149
|
118
|
1.438
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
227.233
|
950
|
1.187
|
1.163
|
|
1.162
|
|
1.182
|
681
|
794
|
7.119
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari tabel diatas
ternyata kriteria cacat yang paling dominan yang sering terjadi adalah pada
kriteria warna cetakan yang kurang cerah. Kedepannya kriteria ini
yang akan mendapatkan prioritas untuk diperbaiki.
Berikut akan diberikan
gambaran mengenai histogram data produk cacat yang telah teridentifikasi dan
peta kontrol (control chart) dari data pengamatan. Terlihat dari gambar
8. Seluruh data pengamatan berada pada batas kontrol sehingga data dapat
dikatakan terkendali dan dapat dipergunakan untuk proses pengolahan data
selanjutnya.
Diagram pareto adalah
diagram yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengurutkan dan bekerja untuk
menyisihkan kegagalan secara permanen. Dengan diagram ini, maka dapat diketahui
jenis kegagalan yang paling dominan. Pembuatan diagram ini diawali dengan
penyusunan tabel frekuensi komulatif dari data produk cacat.
Tabel 2 Jumlah Frekuensi Produk Gagal
No
|
Jenis kegagalan
|
Jumlah
|
Presentase
|
Presentase
|
|
|
|
(lembar)
|
(%)
|
Kumulatif(%)
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Warna cetakan kurang cerah
|
1.187
|
16,67
|
16,67
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Cetakan kurang simetris
|
1.182
|
16,6
|
32,27
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Huruf cetakan kurang jelas
|
1.163
|
16,34
|
49,61
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Gambar cetakan kurang jelas
|
1.162
|
16,32
|
65,93
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Hasil cetakan kotor
|
950
|
13,35
|
79,28
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Potongan kertas tidak rapi
|
794
|
11,15
|
90,43
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Terjadi kerutan
|
681
|
9,57
|
100
|
|
|
|
|
|
|
|
|
jumlah
|
7.119
|
100
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari diagram pareto
terlihat jelas, bahwa penyebab cacat yang sering terjadi dan paling dominan
dari hasil pengamatan adalah kriteria cacat karena warna cetakan yang kurang
cerah. Dengan prosentasi kejadian sebesar 16,67%, faktor ini perlu mendapatkan
prioritas perbaikan sehingga kedepannya kriteria penyebab cacat ini dapat
diminimalisasi.
Untuk menentukan skala
prioritas jenis kegagalan mana yang harus terlebih dahulu dilakukan upaya
perbaikan, maka dapat dianalisa dengan menggunakan acuan resiko akibat suatu
kegagalan yang diukur secara kuantitatif .jumlah produk gagal utuk tiap jenis
kegagalan X probabilitas jenis kegagalan tersebut
Tabel 3Probabilitas Kegagalan Produk Kertas
Jenis HVS 60 gram
No
|
Jenis kegagalan
|
Jumlah (lembar)
|
Probabilitas
|
Resiko kegagalan
|
|
|
|
|
|
1
|
Hasil cetakan kotor
|
950
|
0,1335
|
126,825
|
|
|
|
|
|
2
|
Warna cetakan kurang cerah
|
1187
|
0,1667
|
197,8729
|
|
|
|
|
|
3
|
Huruf cetakan kurang jelas
|
1.163
|
0,1634
|
189,8016
|
|
|
|
|
|
4
|
Gambar cetakan kurang jelas
|
1.162
|
0,1632
|
189,6384
|
|
|
|
|
|
5
|
Cetakan kurang simetris
|
1182
|
0,166
|
192,212
|
|
|
|
|
|
6
|
Terjadi kerutan
|
681
|
0,0957
|
65,1717
|
|
|
|
|
|
7
|
Potongan kertas tidak rapi
|
794
|
0,1115
|
88,531
|
|
|
|
|
|
Langkah antisipasi
kecacatan dapat dilakukan dengan mencari akar penyebab dari faktor kecacatan
dengan bantuan diagram tulang ikan seperti yang dijabarkan pada gambar dibawah
ini.
Gambar 10 Diagram Sebab
Akibat Untuk Jenis Cacat Warna Cetakan Kurang Cerah
Usulan Tindakan
Perbaikan untuk Jenis Kegagalan Warna Cetakan Kurang Cerah berdasarkan atas
faktor penyebab yang ditemukan dalam diagram tulang ikan dapat dijabarkan
kedalam tabel berikut.
Tabel 4. Usulan perbaikan berdarkan faktor
penyebab kecacatan
|
|
Faktor penyebab
|
|
Usulan tindakan perbaikan
|
||
|
|
|
|
|
||
Manusia
|
·
|
Kelalaian karyawan
|
·
|
Memberikan peringatan kepada
karyawan yang lalai,
|
||
|
|
|
|
|
|
untuk menghindari kegagalan yang
mungkin terjadi
|
|
|
|
|
|
|
dimasa yang akan datang.
|
|
|
|
|
|
· Memberikan motivasi agar
karyawan bekerja dengan
|
|
|
|
|
|
|
|
baik berupa penghargaan terhadap
hasil kerja dan
|
|
|
|
|
|
|
bonus.
|
|
|
|
|
|
|
|
Bahan baku
|
·
|
Kualitas
|
tinta
|
kurang
|
·
|
Menyampaikan keluhan kepada
pemasok.
|
|
|
baik
|
|
|
·
|
Melakukan evaluasi terhadap
kinerja pemasok.
|
|
|
|
|
|
|
|
Mesin/peralatan
|
·
|
Mesin
|
cetak
|
kurang
|
·
|
Perlu ditingkatkan pemeriksaan
pada mesin cetak.
|
|
|
pemeriksaan
|
|
·
|
Melakukan perawatan berkala tanpa
menunggu mesin
|
|
|
|
|
|
|
|
mengalami gangguan dan menyediakan
suku
|
|
|
|
|
|
|
cadangnya untuk mengantisipasi
apabila mesin
|
|
|
|
|
|
|
mengalami gangguan agar proses
produksi tidak
|
|
|
|
|
|
|
terganggu.
|
|
|
|
|
|
·
|
Memperhatikan petunjuk standar set
up mesin cetak.
|
|
|
|
|
|
||
Metode
|
·
|
Pengawasan kurang
|
·
|
Melakukan pengawasan yang lebih
ketat lagi kepada
|
||
|
|
|
|
|
|
karyawan.
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan atas pengolahan dan analisa yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
1.Jenis-jenis kegagalan
yang paling dominan dan sering terjadi pada produk uji adalah warna cetakan
kurang cerah dengan prosentase kejadian sebesar 16,67%.
2.Faktor yang menjadi
penyebab kegagalan produk yang paling dominan adalah berasal dari faktor
manusia (human error).dimana Karyawan kadangkala kurang berkonsentrasi
dalam bekerja dan kurang berpengalaman dalam bekerja. Hal ini bisa jadi
disebabkan karena adannya Pengawasan yang kurang.
3.Usaha yang dapat dilakukan dalam
mengatasi faktor-faktor penyebab kegagalan diatas adalah:
◦Memberikan peringatan
kepada karyawan yang lalai dalam bekerja.
◦Memberikan motivasi
agar karyawan dapat bekerja dengan baik.
◦Meningkatkan pemeriksaan dan perawatan terhadap mesin dan
peralatan produksi.
◦Meningkatkan pengawasan terhadap kerja
karyawan.
◦Memberikan pelatihan kerja terhadap karyawan
baru.
B. SARAN
Melihat jumlah kegagalan
terbesar disebabkan oleh faktor manusia, maka penerapan pemberian bonus kepada
karyawan apabila bekerja dengan baik dan memberikan peringatan kepada karyawan
yang lalai dalam bekerja harus dilaksanakan agar para karyawan bisa
termotivasi.
DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincent, 2003,
“Total Quality Management (TQM)“, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Haning, Murfidin, 2007, ”Manajemen Produksi
Modern”, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Sutrisno, Agus, 2001, ”Usulan Perbaikan
Metode Pemeliharaan Pencegahan Kegagalan Mesin Printing Berbasis Hasil Analisa
Metode Advanced FMEA”, Universitas Indonesia,
Depok
Tjiptono, Fandy, 1997, “Prinsip-Prinsip Total
Quality Service”, Andi Offset, Yogyakarta
Yulian Zamit, 2003, “Manajement Produksi dan
Operasi”, Penerbit Ekonesia fe UII,
Yogyakarta .
http://jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Pengendalian-Kualitas-Produk_4.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar